Kamis, 13 Juni 2013

“satu persatu Bom waktu 21 titik konflik pertambangan dan perkebunan mulai bermunculan di Bengkulu” Walhi Bengkulu dan Masyarakat Hearing ke Polda Bengkulu




Dengan bermunculnya konflik di sudut daerah yang ada di Indonesia Provisi Bengkulu memiliki potensi besar dalam memenculkan konstalasi konflik meledak kenapa ini terjadi di karnakan luas kelolah rakyat tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk yang ada di Bengkulu yang mana, laus wilayah provinsi 1.987.870 Ha dengan jumlah penduduk sudah mencapai 2 juta jiwa sedangkan areal peruntukan lain hanya (APL) 1.057.906 ha dari jumlah APL ini sudah dikuasai pemodal mencapai 463.964,54 Ha hanya tersisi 593.942 Ha yang dapat di kelolah oleh masyarakat Bengkulu baik untuk wilayah pemukiman, jalan, perkatoran, bertani dan lain-lain. Sehingga dari hitungan walhi Bengkulu jika melihat jumlah masyarkat Bengkulu yg sudah mencapai angka 2 juta jiwa dengan luas ruang kelolah hanya 593.942 Ha maka setiap warga Bengkulu hanya memiliki lahan 0.07 Ha per jiwa, Kecilnya peluang mendapatkan sumber kehidupan dalam bentuk tanah, sedangkan rakyat bengkulu berkultur agraris, akan membuat pertumbuhan konflik di bengkulu cepat meluas dan membesar,
Dari konflik yang muncul yang sampai saat ini terhadap masyarkat Bengkulu baik itu pertambangan dan perkebunan yang mana telah menunjukan bahwa titik-titik konflik mulai bermunculan yang berkumungkinan kostalasi akan meningkat apa bila tidak cepat respon dari pemerintah, ini dibuktikan dari catatan walhi dalam 4 tahun terakhir ada 21 titik konflik besar yang sebagian besar justru tidak terlihat dipermukaan di wilayah 21 perusahaan:

No
Kabupaten
Titik konflik
Klasifikasi
1
Kaur
PT. SELO MORO BANYU ARTO
Tambang Pasir Besi
2
PT.DESARIA PLANTION MINING.
Perkebunan Kelapa Sawit
3
PT. DINAMIKA SELARAS JAYA.
Perkebunan Kelapa Sawit
4
Bengkulu Selatan
PT. JADROPA
Perkebunan Jarak
5
Seluma
PT.AGRIANDALAS
Perkebunan Kelapa Sawit
6
PT. SANDABI INDAH LESTARI
Perkebunan Kelapa Sawit
7
PTPN 7 Talo Pino
Perkebunan Kelapa Sawit
8
PT. Mutiara Sawit seluma
Perkebunan Kelapa Sawit
9
PT. BEJANA INTI ALAM
Tambang Pasir Besi
10
Benteng
PT.BIONUSANTARA TEHNOLOGI
Perkebunan Kelapa Sawit
11
PT. BARA MEGA QUANTUM
Tambang Batu bara
12

PT. GIANTARA MULYA PRATAMA
Perkebunan Sawit
13
Kepahiyang
PT Sarana Mandiri Mukti
komoditi teh
14
Bengkulu Utara
PT. SANDABI INDAH LESTARI
Perkebunan Kelapa Sawit
15
PT. GREnD JAYA NIAGA
Perkebunan Kelapa Sawit
16
PT. MUKOMUKO AGRO
Perkebunan Kelapa Sawit
17
Mukomuko
PT. DDP
Perkebunan Kelapa Sawit
18
PT.AGRECINAL
Perkebunan Kelapa Sawit
19
PT.AGRIANDALAS
Perkebunan Kelapa Sawit
20
PT. SAPTA SENTOSA JAYA ABADI
Perkebunan Kelapa Sawit
21
PT. Perkebunan dan Dagang Aceh Timur (PATI)
Perkebunan Kelapa Sawit

Dari 21 titik konflik yang kita catat selama 4 tahun terakhir ada lima contoh titik konflik yang saat ini sangat berpontensi konflik besar akan tetapi walhi Bengkulu dengan masyarkat mencoba untuk merawat konflik agar tidak berfotensi manjadi masalah keamanan wilayah provinsi Bengkulu, di antaranya :

1.  PT. Selomoro Banyu Artho (kab. Kaur)
PT. selomoro Banyu Artho berada di Desa Way hawang dan Desa Sukamenanti Kecamatan Maje kabupaten Kaur. Tanggal 24 Desember 2010 berhasil dihentikan bersama dengan FKM (Forum KOmunikasi Masyrakat Maje) setelah 8 bulan operasi produksi mineral pasir besi dan titanium.
Satu tahun kemudia desember 2011 terjadi take oper dari SBA ke investor Korea, kembali operasi produksi bulan desember 2011 dengan merubah metode pertambangan dari pontoon washing yang ditentang warga, menjadi magnet processing. Operasi produksi ini kembali ditentang warga dan berhasil dihentikan bulan juni 2012 bersama dengan masyarkat sekitar, Gerakan mahasiswa dan pemuda kaur (GMPK) dan GPB (Gerakan pemuda kaur) namun setalah berhenti sementara pihak perusahaan kembali melajutkan operasinya namun kembali mendapatkan penolakan dari masyarkat yang bertepatan pada bulan mei 2013 telah berhenti kembali yang telah di hentikan oleh kementerian Esdm berdasarkan dorongan oleh masyarkat dan masarkat yang menolak kehadiran pihak perusahaan pertambangan tersebut.
2.  PT Sandabi Indah Lestari (Kab. Seluma)

Sandabi Indah Lestari (SIL) merupakan perusahaan pemenang lelang terhadap asset pelaku LC fiktif Bank BNI dalam bentuk HGU perkebunan dan bangunan. Di Bengkulu sendiri konflik antara PT. SIL dengan masyarakat terjadi di 2 lokasi, yakni kabupaten seluma dan kabupaten Bengkulu Utara, walhi Bengkulu mendapat mandate masyarakat kecamatan seluma barat dan lubuk sandi untuk mendampingi penyelesaian konflik agraria eks HGU Way sebayur yang saat ini dikuasai oleh PT. SIL seluas 2.812 Ha. Namun dari luas yang di klaim oleh PT SIL telah terdapt 509 kk yang memiliki lahan tersebut yang telah mereka kelolah belasan tahun yang lalu.
Berhubung PT SIL bertahan di kabupaten seluma hanya berdasarkan atas pemenangan lelang HGU Eks. PT Way Sebayur dan surat izin prinsip yang dikeluarkan oleh Bupati seluma, maka dari itu melihat masa aktif HGU berakhir pada 31 Desember 2012 dan masa berakhir dari izin prinsip berdasarkan berdasarkan peraturan menteri pertanian No. 26/permentan/OT.140/2/2007
·         Berdasarkan pasal 34 Menyelesaikan hak atas tanah selambat-lambatnya 2 tahun setelah izin dikeluarkan
·         Berdasarkan pasal 13 pihak perusahaan melaporkan terhadap perkembangan perkebunan kepada bupati secara bersekala 6 bulan sekali
·         Berdasarkan pasal 11 pihak perusahaan wajib membagun kebun masyarakat minimal 20% dari toal luas lahan yang diusahakan oleh perusahaan
·         Melihat ini juga luas lahan yang di klaim oleh PT SIL yaitu HGU Eks. PT Way Sebayur sudah di miliki oleh masyarakat sebayak 509 kk dari yang klaim oleh PT SIL yang berdasarkan 3812 Ha

3.  PTPN VII (Kab. Seluma)

Konflik antara masyarakat semidang alas maras, talo kecil seluma dengan PTPN VII telah terjadi sejak tahun 1976, dan didampingi berbagai lembaga dengan hasil berbagai bentuk.
PTPN VII Unit Talo Pino, sebagai salah satu perkebunan kelapa sawit tertua di Indonesia dan menjadi milik Negara, memberikan contoh buruk bagaimana cara memanfaatkan aparatur negara dalam menguasai wilayah serta menyingkirkan warga termasuk melanggar ham dan kriminalisasi.
Cara cara yang dipakai PTPN dengan mengkriminalisasi warga yang mempertahan tanahnya, praktek ganti rugi setelah penggusuran paksa dianggap sebagai standar operasi oleh perusahaan perusahaan swasta di Bengkulu dalam melegitimasi penguasaan atas tanah.
Keberdaan PTPN VII Talo pino atas dasar sebagai badan usaha milik negara  mempunyai kemudahaan kemudahaan dalam penggunaan aparatur negara, di tahun 2010 telah memenjarahkan 20 warga, menghilangkan mata pencarian puluhan KK serta memutus sekolah anak anak sekitar perkebunan, sebagai contoh Ibu Yus yang Kuburan suaminya terdapat disela sela pohon kelapa sawit, harus menjadi buruh harian di PTPN VI setelah kebun warisan suaminya gisusur paksa PTPN VII tahun 2010,_2011, 6 anaknya yang masih Belia harus menghentikan sekolahnya karena tidak satupun yang dapat dibiayai dari gaji harian di PTPN, belum lagi pengolahan limbah yang buruk yang telah mengakibatkan meningalnya anak perempuan yang punya harapan kehidupan kedepanyang  bernama wanti binti rohani, kejadian yang ditimbulkan ini jangan sampai pemerintah hanya menutup mata.
Dari hasil pantau kita selama  ini ternyata luas HGU ptpn7 yang termasuk dalam kebun inti terdapat di kabupaten seluma hanya kurang lebih hanya 500 Ha namun pada kenyataan sekarang lahan yang telah dikuasai oleh ptpn7 dengan cara paksa sudah mencapai 1.500 Ha sehingga ratusan masyarakat yang mengalami pengambilan secara paksa atas tanah mereka hanya diam akan tetapi kenyataan ini menimbulkan dendam semakin hari semakin yang akan membuat ledakan besar dari kumpulan kemaran yang selama di tahan oleh masyrakat korban dari keberadaan ptpn7 yang tidak memikirkn mereka (rakyat kecil).

Kebijakan Pemrov Bengkulu terkait ukur ulang

Terlihat dari ketidak seriusan oleh pemda seluma yang hanya menutup sebelah mata terkait konflik yang terjadi antara ptpn7 dengan masyarakat setelah bertahun tidak ada respon positif yang di timbulkan sehingga membuat pemerintah Provinsi Bengkulu harus mengeluarkan kebijakan khusus terkait sengketa yang terjadi yang mana telah mengeluarkan satu keputusan gubernur terkait harus di adakannya ukur ulang terkait HGU ptpn7 agar menemukan atas penyerobotan yang di lakukan oleh ptpn7 terhadap tanah masyarkat yang ada disekitar HGU ptpn7.
6 sertifikat yang digusur oleh ptn7 yang menandakan bahwa tidak ada etikat baik yang mereka ingginkan atas penyelesaian meminalisir sengketa antar masyarakat dan ptnp7, melaikan membuat konstalasi lebih meningkat. Ini terlihat dari tidak di indahkan keputusan gubernur Bengkulu terkait ptpn7 harus melakukan ukur ulang untuk mengetahui lahan yang mereka garap sesuai HGU yang di berikan dapatkan dahulu.

4.  PT. Agri andalas (Kab. Seluma)

Agri andalas adalah merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki luasan wilayah berdasarkan HGU 10.817.55 Ha, yang terdapat di beberapa di dua kecamatan. Kecamatan Selum dan kecamatan sukaraja Kabupaten Seluma prusahan ini berada di seluma semenjak tahun 2000 yang mana sampai sekarang masih beroperasi.
sejak 2012 keresahan masyarat mulai memuncak dikarnakan pihak perusahaan mulai terang-terangan mengarap lahan masyarkat dan mulai mengambil wilayah Transmigrasi Desa Rawah Indah dengan adanya sengketa ini banyak masalah yang timbul baik warga yang di krimnalisasikan dengan metode bermacam-macam.

5.  PT Perkebunan Aceh Timur(Pati)(Kab. Muko-muko)

Pt. Pati merupakan perusahaan perkebuan kelapa sawit yang memiliki HGU sejak tahun 2002, namun dalam perjalannya perusahan tersebut tidak mampu mengeloalh lahan seluas HGU 3.126 Ha mereka hanya bisa mampu mengelolah lahan sekitar 370 Ha selebihnya di kuasai oleh masyarakat, namun semenjak 2012 berkaitan dengan keluarnya surat tanah terlantar oleh Kanwil BPN yang menyatakan lahan seluas HGU 3.126 Ha yang dimiliki oleh perusahan PT. Pati terlantar, disinilah mulai muncul konflik antara warga 7 desa di retak mudik, tunggang dan sekitarnya melawan PT. Perkebunan dan Dagang Aceh Timur (PATI). yang mana  jumlah msyarkat yang berkonflik mencapai 1300 KK di mana dalam saat ini 45 warga dikriminalisasi oleh Polres mukomuko menggunakan UU perkebunan oleh perusahaan atas menganngu aktifitas perusahaan dan ada dua orang yang dilaporkan dengan kasus perdata kaitan penyerobatan lahan perusahaan.
Status terhadap HGU 3.126 Ha yang dimiliki oleh pt pati telah di golongkan tanah terlantar berdasarkan oleh surat keputusan 1 (satu) sampai 3 (tiga)oleh kanwil BPN provinsi Bengkulu, sehingga sebenarnya lahan tersebut secara hukum tidak dimiliki lagi oleh perusahaan, apa lagi setelah 11 tahun perusahaan mendapatkan HGU lahan yang mereka garap hanya 662 Ha dari luas HGU 3.126 Ha, ini yang pertimbangan yang logis bagi BPN mengtakan bahwa HGU pt pati di telantarkan. Sedangkan lahan yang di kelolah oleh pt pati banyak terdapat sertifikat yang dimiliki masyarkat yang itu berjumlah 120 sertifikat.

Kriminalisasi terkait masyarkat mempertahan hak mereka
Selam  4 tahun ini walhi Bengkulu mencatat dari tahun 2010 sampai dengan 2013 telah terjadi kriminalisasi terhadap petani syang mempertahankan hak mereka, berjumlah 110 orang yang dengan dilakukan kriminalisasi ini bukan dapat menyelesaikan masalah melaikan menimbulakn bibit-bibit dendam baru, dari 110 petani yang dikriminalisasi terjadi di beberapa titik perusahaan :

1.  PTPN VII, 20 orang , vonis 3 bulan 10 hari
2.  PT. Famiatedio Nagara, 7 orang Vonis selama masa tahanan proses persidangan dan 1 orang bebas murni
3.  PT. Grand Jaya Abadi, 3 orang, 2 bebas murni
4.  Sandabi Indah Lestari, 18 Bebas langsung daru UU perkebunan, 8 Bebas langsung dari tersangka pengerusakan dan pendudukan lahan perkebunan
5.  PT Perkebunan Aceh Timur(Pati) 45 warga dikriminalisasi oleh Polres mukomuko menggunakan UU perkebunan. 2 orang lagi menjalani persidangan di pengadilan agramakmur.
6.  PT. Agri andalas ada 17 warga yang dikriminalisasi yang saat dalam menjalan proses hukum.

Kontak Person :
Direktur eksekutif Walhi Bengkulu / Beni Ardiansyah : 082375088004
Perwakilan Warga :
1. Yan pakpahan 081278472378 (PT Sandabi Indah Lestari)
2. Tahar 085383389060(ptpn7)
3. Robino 082183771883(PT Agriandalas)
4. Renjes 081367211598(PT Pati)
5. Rafi’I 081377711167 (PT. SBA)

Rabu, 12 Juni 2013

TIPS BUAT YANG MAU KKN


Setiap mahasiswa dan mahasiswi menjelang penyusunan tugas akhir ( Skripsi ) dituntun untuk kuliah kerja nyata ( KKN ) sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

kegiatan tersebut diarahkan untuk membiasakan mahasiswa/wi beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan masyarakat karena selepas mahasiswa/wi lulus nantinya mereka akan bertemu dan berhadapan langsung ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
dengan kata lain KKN adalah sebagai langkah awal untuk mahasiswa dan mahasiswi berkomunikasi dan berhadapan langsung dengan khalayak banyak.
semua ini akan menjadi beban bila kita menganggap KKN atau kuliah kerja nyata ini dengan sikap tidak tulus dan hanya sekedar mencari nilai, tapi cobalah nikmati segala tantangan dan hal baru yang kita temui selama KKN agar tetap tersenyum dan bersemangat dalam menjalani kuliah kerja nyata atau KKN.
ada beberapa tips supaya dalam menjalankan KKN berjalan lancar ;

1. Ikuti Pembekalan KKN 

dengan mengikuti pembekalan KKN disitulah kita akan mendapatkan gambaran tentang desa yang akan kita tempati selama 2 bulan.
biasa nya diberikan juga pengetahuan tentang budaya, adat istiadat serta kebiasaan warga tempat desa yang akan ditempati untuk KKN. ada juga materi tentang bagaimana menjalankan program kerja dan pendekatan terhadap masyarakat agar program yang dilaksanakan suatu kelompok selama 2 bulan bisa berjalan dengan berhasil dan sukses serta hal - hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama ditempat tinggal atau desa tempat KKN.
ketika waktu untuk pemberangkatan mahasiswa/wi mengerti tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana menjaga sikap, juga banyak hal penting lain nya yang akan didapat selama pembekalan KKN selain sekitar 30% atau 20% mempengaruhi nilai KKN    

2. Lakukan Survey
survey adalah tahap pendekatan sebelum mahasiswa/wi benar-benar tinggal didesa yang akan ditinggali selama 2 bulan. dengan mengetahui bagaimana keadaan desa, kebiasaan masyarakat disana, bagaiamana agar akrab dengan kepala desa ( KaDes ) atau tokoh masyarakat setempat serta sambil merencanakan program kerja apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk membuat desa atau tempat KKN tersebut lebih maju.
cari masalah apa saja yang ada didesa tersebut dengan cara lebih mendekatkan diri kepada kepala desa atau  tokoh masyarakat dan bertanya secara sopan agar beliau mau bercerita ada apa saja didesa itu, semakin banyak bertanya ( dengan obrolan-obrolan ringan ) semakin banyak informasi yang didapat tentang desa tersebut. sehingga bisa untuk memberikan solusi terhadap masalah tersebut. seriuslah ketika mengadakan survey, jangan asal memenuhi kewajiban untuk minta tanda tangan pak kepala desa. karena disinilah mahasiswa/wi di uji bagaimana cara berpikir untuk membuat program kerja apa yang tepat selama 2 bulan didesa tersebut juga masalah apa saja yang ada didesa yang akan ditempati sekaligus program kerja apa yang tepat untuk menjadi solusi dan dilaksanakan didesa itu.
misal Contoh :
selama survey kita menemukan masjid sepi dan tidak ada pengajian serta kekurangan guru pengajar atau karang taruna nya tidak berjalan secara maksimal, bisa dikatakan konsep keagamaan, pendidikan sekolah atau penggalian potensi pemuda nya kurang berjalan. jadi bisa ditentukan tema apa yang cocok untuk KKN didesa tersebut.

3.Program kerja yang Logis
setelah melakukan survey tentu kita akan membuat sebuah program kerja dan rancangan program kerja selama 2 bulan. artinya buatlah program-program kerja yang logis dengan memikirkan waktu Hanya 2 bulan dan jangan pernah menjanjikan program kerja yang sifatnya berbulan-bulan  yang tidak akan terselesaikan selama 2 bulan yang akhirnya akan membuat kecewa serta janji belaka.
ini penting sekali, selain membuat program kerja yang dilaksanakan untuk mencari solusi atas masalah desa itu, mahasiswa/wi juga harus memikirkan bahwa kita sementara dan tidak selama nya di desa itu. untuk itu program kerja yang logis untuk dilaksanakan selama 2 bulan sangat penting.
apakah program kerja didesa yang sekira nya tepat dan bisa dikerjakan selama 2 bulan atau bisa saja memikirkan program kerja jangka panjang asalkan mengikutkan masyarakat dalam proses pelaksanaan program kerja tersebut dengan cara partisipasi dari masyarakat setempat.
dengan begitu setelah mahasiswa/wi tinggal selama 2 bulan dari desa tersebut bisa menciptakan masyarakat yang mandiri dan sadar untuk menjalankan program tersebut pasca program KKN telah selesai dilaksanakan. 

4. Pembagian Job Description
dalam KKN atau kuliah kerja nyata para mahasiswa/wi dibagi menjadi kelompok-kelompok yang biasanya terdiri dari sekitar 8-10 orang tiap kelompok. untuk memaksimalkan waktu 2 bulan selama KKN. pembagian Job Description atau pembagian tugas masing-masing orang sangatlah penting artinya.
mulai dari sekretaris, bendahara, ketua serta yang lebih spesifik itu sangat penting. 
misal contoh ; dikabupaten seluma, ada sebagian teman-teman akan kesulitan berkomunikasi dengan warga sekitar karena kendala bahasa, itu artinya harus ada tugas khusus ke teman-teman yang merupakan putra asli daerah untuk menemani ngobrol atau media komunikasi kepada masyarakat. 

5. Rapat evaluasi Kerja
Briefing/Rapat Evaluasi adalah kegiatan Wajib Setiap Hari, kenapa demikian karena untuk monitoring kegiatan apa yang sudah dilakukan selama sehari ini. kegiatan apa yang harus dilakukan besok dan untuk melaksanakan serta memastikan program kerja diproposal dapat dilaksanakan semua.
serta laporan keuangan setiap hari, mulai dari pengeluaran hari ini, saldo uang kas dan lain-lain. dengan laporan keuangan, target program kerja agar selalu mengingatkan kita untuk menyelesaikan program kerja kita selama 2 bulan.
agar tidak terlena sudah 2 bulan ternyata program kerja tidak ada yang berjalan, jadi wajib lah untuk meng evaluasi kegiatan kita Setiap Hari. selain itu bisa menumbuhkan rasa kebersamaan kelompok, canda tawa, sedih atau mungkin Curhat, sebaiknya evaluasi dilakukan setelah maghrib atau sesudah makan.

6. Pikirkan secara Incidental diluar program kerja
selain program kerja yang kita buat pada proposal hal-hal insidental atau tiba-tiba baru muncul ketika kita sudah tinggal ditempat/desa tersebut perlu di pikirkan juga.karena tidak menutup kemungkinan selama survey  kita kurang jeli mendapatkan informasi dan kurang teliti menangkap informasi. jadi jangan ragu untuk melakukan sebuah kegiatan baru diluar program kerja yang ada diluar proposal program kita. bahkan justru terkadang program insidental lah yang lebih mengena dan bermanfaat bagi warga sekitar. 

7. Jangan sungkan komunikasi dengan dosen pembimbing
setiap kelompok sudah pasti punya dosen pembimbing, jangan sungkan berkomunikasi dengan dosen pembimbing kelompok. karena sudah menjadi tanggung jawab dosen pembimbing untuk membimbing anak bimbingan nya terlebih bila anak didiknya mendapati masalah selama KKN. curhat saja kalau ada masalah selama KKN langsung komunikasikan.

8. Hindari konflik Utamakan tujuan
perbedaan latar belakang serta perbedaan pendapat dengan sesama anggota kelompok biasanya akan terjadi. hindari konflik yang hanya akan membuat kalian tidak nyaman dan mengganggu produktifitas kelompokmu dalam menjalankan program kerja. utamakan tujuan yakni KKN buat sehebat mungkin dan sesukses mungkin. apabila ada konflik segera duduk bareng dan selesaikan dirapat Evaluasi Setiap Hari tersebut, agar tidak berlarut-larut dan malah menjadi tidak karuan.

9. Kerjakan sekarang laporan KKN
untuk yang satu ini adalah mengenai laporan KKN/kuliah kerja nyata dimana selain kita 2 bulan dalam perantauan kita juga harus ingat kita punya kewajiban kelompok untuk melaporkan segala kegiatan/program kerja apa saja yang telah dilaksanakan.
agar tidak membebani setelah KKN dilaksanakan lebih baik segera dan lakukan laporan setiap kegiatan selesai dilaksanakan. artinya yah dikerjakan program kerja serta diselesaikan juga laporan nya saat itu juga, jangan menunggu selesai KKN baru dikerjakan. ini akan menyusahkan teman-teman untuk mengerjakan laporan akhir KKN. jadi lakukan sekarang juga.
Selain beberapa tips KKN diatas. berikut ini ada hal lain yang juga harus diperhatikan selama KKN. demi lancarnya kuliah kerja nyata tersebut yakni; 
a. Perbanyak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
b. minggu pertama maksimalkan untuk keliling kampung
c. kendala bahasa jangan jadikan alasan untuk tidak ber interaksi.
d. berbuatlah sekecil apapun yang kamu bisa
e. jangan membawa barang-barang atau berpakaian yang mewah dan nyentrik
f. senyum salam sapa





Konspirasi JF.Kennedy, Sukarno, Suharto, CIA dan Freeport




Bongkar Konspirasi Hebat: Antara John F. Kennedy, Sukarno, Suharto dan Freeport


Pada sekitar tahun 1961, Presiden Soekarno gencar merevisi kontrak pengelolaan minyak dan tambang-tambang asing di Indonesia. Minimal sebanyak 60 persen dari keuntungan perusahaan minyak asing harus menjadi jatah rakyat Indonesia. Namun kebanyakan dari mereka, gerah dengan peraturan itu. Akibatnya, skenario jahat para elite dunia akhirnya mulai direncanakan terhadap negeri tercinta, Indonesia.


Pada akhir tahun 1996 lalu, sebuah artikel yang ditulis oleh seorang penulis Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport“.

Walau dominasi Freeport atas “gunung emas” di Papua telah dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini ternyata sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.

Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun pada tahun 1959.

Saat itu di Kuba, Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan.

Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya dari Kuba, akhirnya terkena imbasnya. Maka terjadi ketegangan di Kuba.

Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEOFreeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Fidel Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.

Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen.

Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jacques Dozydi tahun 1936.


Forbes Wilson,Direktur Freeport Sulphur 1959 (pic: mininghalloffame.org)

Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda.

Namun, Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan kemudian membacanya.

Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah.

Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah.

Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.

Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.


Forbes Wilson (kanan) bersama anggota geologist Freeport di Erstberg, 1967. (Click to enlarge zoomed)

Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar, yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah.

Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!!

Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar, hanya dalam waktu tiga tahun pasti sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat.

Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.


Forbes Wilson bersama anggota geologist Freeport di Erstberg 1967

Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.

Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy(JFK) agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno.

Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II, terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.


Soekarno dan JF Kennedy

Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nilai emas yang ada di gunung tersebut.

Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar.


Presiden AS, John F Kennedy ditembak saat bersama istrinya di mobil kap terbuka pada 22 November 1963.

Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!

Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963.

Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.

Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.


Presiden Sukarno pada lawatan kenegaraannya ke Amerika Serikat sedang memeriksa barisan tentara kehormatan Amerika setelah turun dari pesawat didampingi presiden AS, John F Kennedy

Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.

Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California).

Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.


Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport dan pemimpin Texaco, yang membawahi Caltex, ia juga chairman Presbyterian Hospital Board dan Penasehat CIA di kepresidenan AS untuk masalah luar negeri..

Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya.

Mungkin suatu kebetulan yang ajaib, Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital di New York, dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962).

Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.

Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco.

Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu, yang di Indonesia dikenal sebagai “masa yang paling krusial”.

Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Pada bulan Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri.

Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.


Pengamat sejarawan LIPI, Dr Asvi Marwan Adam

Sedangkan menurut pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam, Soekarno benar-benar ingin sumber daya alam Indonesia dikelola oleh anak bangsa sendiri.

Asvi juga menuturkan, sebuah arsip di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengungkapkan pada 15 Desember 1965 sebuah tim dipimpin oleh Chaerul Saleh di Istana Cipanas sedang membahas nasionalisasi perusahaan asing di Indonesia.

Soeharto yang pro-pemodal asing, datang ke sana menumpang helikopter. Dia menyatakan kepada peserta rapat, bahwa dia dan Angkatan Darat tidak setuju rencana nasionalisasi perusahaan asing itu.

“Soeharto sangat berani saat itu, Bung Karno juga tidak pernah memerintahkan seperti itu,” kata Asvi.

Sebelum tahun 1965, seorang taipan dari Amerika Serikat menemui Soekarno. Pengusaha itu menyatakan keinginannya berinvestasi di Papua. Namun Soekarno menolak secara halus.

“Saya sepakat dan itu tawaran menarik. Tapi tidak untuk saat ini, coba tawarkan kepada generasi setelah saya,” ujar Asvi menirukan jawaban Soekarno.

Soekarno berencana modal asing baru masuk Indonesia 20 tahun lagi, setelah putra-putri Indonesia siap mengelola. Dia tidak mau perusahaan luar negeri masuk, sedangkan orang Indonesia masih memiliki pengetahuan nol tentang alam mereka sendiri. Oleh karenanya sebagai persiapan, Soekarno mengirim banyak mahasiswa belajar ke negara-negara lain.


Suharto, sebagai komandan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) disaat memimpin pasukan untuk memerangi G-30/S-PKI

Soekarno boleh saja membuat tembok penghalang untuk asing dan mempersiapkan calon pengelola negara.

Namun Asvi menjelaskan bahwa usaha pihak luar yang bernafsu ingin mendongkel kekuasaan Soekarno, tidak kalah kuat!

Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1964, seorang peneliti diberi akses untuk membuka dokumen penting Departemen Luar Negeri Pakistan dan menemukan surat dari duta besar Pakistan di Eropa.

Dalam surat per Desember 1964, diplomat itu menyampaikan informasi rahasia dari intel Belanda yang mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan beralih ke Barat.

Lisa menjelaskan maksud dari informasi itu adalah akan terjadi kudeta di Indonesia oleh partai komunis.

Sebab itu, angkatan darat memiliki alasan kuat untuk menamatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah itu membuat Soekarno menjadi tahanan.

Telegram rahasia dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 1965 menyebut Freeport Sulphur sudah sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan puncak Erstberg di Papua.

Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan ada pertemuan para penglima tinggi dan pejabat Angkatan Darat Indonesia membahas rencana darurat itu, bila Presiden Soekarno meninggal.

Namun kelompok yang dipimpin Jenderal Soeharto tersebut ternyata bergerak lebih jauh dari rencana itu. Jenderal Suharto justru mendesak angkatan darat agarmengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan.

Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi bahwa semuanya itu memang benar adanya. Maka dibuatlah PKI sebagai kambing hitam sebagai tersangka pembunuhan 7 Dewan Jenderal yang pro Sukarno melalui Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI, atau dikenal oleh pro-Suharto sebagai “G-30/S-PKI” dan disebut juga sebagai Gestapu (Gerakan Tiga Puluh) September oleh pro-Sukarno.


Soeharto diberikan mandat dengan dikeluarkannya Supersemar untuk mengatasi keadan oleh presiden Sukarno

Setelah pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, keadaan negara Indonesia berubah total.

Terjadi kudeta yang telah direncanakan dengan “memelintir dan mengubah” isi Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966, yang pada akhirnya isi dari surat perintah itu disalahartikan.

Dalam Supersemar, Sukarno sebenarnya hanya memberi mandat untuk mengatasi keadaan negara yang kacau-balau kepada Suharto, bukan justru menjadikannya menjadi seorang presiden.

Dalam artikel berjudul JFK, Indonesia, CIA, and Freeport yang diterbitkan majalah Probe edisi Maret-April 1996, Lisa Pease menulis bahwa akhirnya pada awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno (yang dikenal juga sebagai 7 dewan Jenderal yang dibunuh PKI), Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan, “Apakah Freeport sudah siap untuk mengekplorasi gunung emas di Irian Barat?”


Ibnu Sutowo, Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada tahun 1966.

Forbes Wilson jelas kaget. Dengan jawaban dan sikap tegas Sukarno yang juga sudah tersebar di dalam dunia para elite-elite dan kartel-kartel pertambangan dan minyak dunia, Wilson tidak percaya mendengar pertanyaan itu.

Dia berpikir Freeport masih akan sulit mendapatkan izin karena Soekarno masih berkuasa. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?

Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Oleh karenanya, usaha Freeport untuk masuk ke Indonesia akan semakin mudah.


Julius Tahija, penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.

Beberapa elit Indonesia yang dimaksud pada era itu diantaranya adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan pada saat itu Ibnu Soetowo .

Namun pada saat penandatanganan kontrak dengan Freeport, juga dilakukan oleh menteri Pertambangan Indonesia selanjutnya yaitu Ir. Slamet Bratanata.

Selain itu juga ada seorang bisnisman sekaligus “makelar” untuk perusahaan-perusahaan asing yaitu Julius Tahija.

Julius Tahija berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport.

Dalam bisnis ia menjadi pelopor dalam keterlibatan pengusaha lokal dalam perusahaan multinasional lainnya, antara lain terlibat dalam PT Faroka, PT Procter & Gambler (Inggris), PT Filma, PT Samudera Indonesia, Bank Niaga, termasuk Freeport Indonesia.

Sedangkan Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat, karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.

Sebagai bukti adalah dilakukannya pengesahan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) pada 1967 yaitu UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan oleh Rockefeller seorang Bilderberger dan disahkan tahun 1967.

Maka, Freeport menjadi perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Soeharto.

Bukan saja menjadi lembek, bahkan sejak detik itu, akhirnya Indonesia menjadi negara yang sangat tergantung terhadap Amerika, hingga kini, dan mungkin untuk selamanya.

Bahkan beberapa bulan sebelumnya yaitu pada 28 Februari 1967 secara resmi pabrik BATA yang terletak di Ibukota Indonesia (Kalibata) juga diserahkan kembali oleh Pemerintah Indonesia kepada pemiliknya. Penandatanganan perjanjian pengembalian pabrik Bata dilakukan pada bulan sesudahnya, yaitu tanggal 3 Maret 1967.


Keterangan gambar diatas: Penandatanganan perjanjian pengembalian kembali pabrik Bata pada tanggal 3 Maret 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)

Padahal pada masa sebelumnya sejak tahun 1965 pabrik Bata ini telah dikuasai pemerintah. Jadi untuk apa dilakukan pengembalian kembali? Dibayar berapa hak untuk mendapatkan atau memiliki pabrik Bata itu kembali? Kemana uang itu? Jika saja ini terjadi pada masa sekarang, pasti sudah heboh akibat pemberitaan tentang hal ini.

Namun ini baru langkah-langkah awal dan masih merupakan sesuatu yang kecil dari sepak terjang Suharto yang masih akan menguasai Indonesia untuk puluhan tahun mendatang yang kini diusulkan oleh segelintir orang agar ia mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional. Penandatangan penyerahan kembali pabrik Bata dilakukan oleh Drs. Barli Halim, pihak Indonesia dan Mr. Bata ESG Bach.

Masih ditahun yang sama 1967, perjanjian pertama antara Indonesia dan Freeport untuk mengeksploitasi tambang di Irian Jaya juga dilakukan, tepatnya pada tanggal 7 April perjanjian itu ditandatangani.


Keterangan gambar diatas: Penandatanganan Kontrak Freeport di Jakarta Indonesia, 1967. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)

Akhirnya, perusahaan Freeport Sulphur of Delaware, AS pada Jumat 7 April 1967 menandatangani kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia untuk penambangan tembaga di Papua Barat. Freeport diperkirakan menginvestasikan 75 hingga 100 juta dolar AS.

Penandatanganan bertempat di Departemen Pertambangan, dengan Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Pertambangan Ir. Slamet Bratanata dan Freeport oleh Robert C. Hills (Presiden Freeport Shulpur) dan Forbes K. Wilson (Presiden Freeport Indonesia), anak perusahan yang dibuat untuk kepentingan ini. Disaksikan pula oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green.

Freeport mendapat hak konsensi lahan penambangan seluas 10.908 hektar untuk kontrak selama 30 tahun terhitung sejak kegiatan komersial pertama dilakukan. Pada Desember 1972 pengapalan 10.000 ton tembaga pertama kali dilakukan dengan tujuan Jepang.

Dari penandatanganan kontrak inilah yang kemudian menjadi dasar penyusunan Undang-Undang Pertambangan No. 11 Tahun 1967 yang disahkan pada Desember 1967.

Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.

Setelah itu juga ikut ditandatangani kontrak eksplorasi nikel di pulau Irian Barat dan di area Waigee Sentani oleh PT Pacific Nickel Indonesia dan Kementerian Pertambangan Republik Indonesia.


Keterangan gambar diatas: Penandatanganan Kontrak Nikel Irian oleh Pacific Nickel Indonesia, 19 Februari 1969. Sumber foto: The Netherlands National News Agency (ANP) (klik untuk memperbesar)

Perjanjian dilakukan oleh E. OF Veelen (Koninklijke Hoogovens), Soemantri Brodjonegoro (yaitu Menteri Pertambangan RI selanjutnya yang menggantikan Ir. Slamet Bratanata) dan RD Ryan (U.S. Steel).

Pacific Nickel Indonesia adalah perusahaan yang didirikan oleh Dutch Koninklijke Hoogovens, Wm. H. MÜLLER, US Steel, Lawsont Mining dan Sherritt Gordon Mines Ltd.

Namun menurut penulis, perjanjian-perjanjian pertambangan di Indonesia banyak keganjilan.

Contohnya seperti tiga perjanjian diatas saja dulu dari puluhan atau mungkin ratusan perjanjian dibidang pertambangan. Terlihat dari ketiga perjanjian diatas sangat meragukan kebenarannya.

Pertama, perjanjian pengembalian pabrik Bata, mengapa dikembalikan? apakah rakyat Indonesia tak bisa membuat seperangkat sendal atau sepatu? sangat jelas ada konspirasi busuk yang telah dimainkan disini.

Kedua, perjanjian penambangan tembaga oleh Freeport, apakah mereka benar-benar menambang tembaga?

Saya sangat yakin mereka menambang emas, namun diperjanjiannya tertulis menambang tembaga.

Tapi karena pada masa itu tak ada media, bagaimana jika semua ahli geologi Indonesia dan para pejabat yang terkait di dalamnya diberi setumpuk uang? Walau tak selalu, tapi didalam pertambangan tembaga kadang memang ada unsur emasnya.

Perjanjian ketiga adalah perjanjian penambangan nikel oleh Pasific Nickel, untuk kedua kalinya, apakah mereka benar-benar menambang nikel?

Saya sangat yakin mereka menambang perak, namun diperjanjiannya tertulis menambang nikel.

Begitulah seterusnya, semua perjanjian-perjanjian pengeksplotasian tambang-tambang di bumi Indonesia dilakukan secara tak wajar, tak adil dan terus-menerus serta perjanjian-perjanjian tersebut akan berlaku selama puluhan bahkan ratusan tahun kedepan.

Kekayaan alam Indonesia pun digadaikan, kekayaan Indonesia pun terjual, dirampok, dibawa kabur kenegara-negara pro-zionis, itupun tanpa menyejahterakan rakyat Indonesia selama puluhan tahun.

“Saya melihat seperti balas budi Indonesia ke Amerika Serikat karena telah membantu menghancurkan komunis, yang konon bantuannya itu dengan senjata,” tutur pengamat sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Asvi Marwan Adam.


Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.

Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik Jim Bob Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.

Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.

Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan untuk 45 tahun ke depan.

Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!

Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah.

Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Tambang Grasberg (Grasberg Mine) atau Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika.

Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!

Seharusnya patut dipertanyakan, mengapa kota itu bernama Tembagapura?

Apakah pada awalnya pihak Indonesia sudah “dibohongi” tentang isi perjanjian penambangan dan hanya ditemukan untuk mengeksploitasi tembaga saja?

Jika iya, perjanjian penambangan harus direvisi ulang karena mengingat perjanjian pertambangan biasanya berlaku untuk puluhan tahun kedepan!

Menurut kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam.

Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua hingga ratusan tahun kedepan.

Freeport juga merupakan ladang uang haram bagi para pejabat negeri ini di era Suharto, dari sipil hingga militer.

Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.

Freeport McMoran sendiri telah menganggarkan dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus dibereskan terlebih dahulu.

Itu pula yang menjadi salah satu sebab, siapapun yang akan menjadi presiden Indonesia kedepannya, tak akan pernah mampu untuk mengubah perjanjian ini dan keadaan ini.

Karena, jika presiden Indonesia siapapun dia, mulai berani mengutak-atik tambang-tambang para elite dunia, maka mereka akan menggunakan seluruh kekuatan politik dengan media dan militernya yang sangat kuatnya di dunia, dengan cara menggoyang kekuasaan presiden Indonesia.

Kerusuhan, adu domba, agen rahasia, mata-mata, akan disebar diseluruh pelosok negeri agar rakyat Indonesia merasa tak aman, tak puas, lalu akan meruntuhkan kepemimpinan presidennya siapapun dia.

Inilah salah satu “warisan” orde baru, new order, new world order di era kepemimpinan rezim dan diktator Suharto selama lebih dari tiga dekade.

Suharto, presiden Indonesia selama 32 tahun yang selalu tersenyum dengan julukannya “the smilling General” , presiden satu-satunya di dunia yang sudi melantik dirinya sendiri menjadi Jenderal bintang lima, namun masih banyak yang ingin menjadikannya pahlawan nasional, karena telah sukses menjual kekayaan alam dari dasar laut hingga puncak gunung, dari Sabang hingga Merauke, yaitu negeri tercinta ini, Indonesia yang besar, Indonesia Raya. (berbagai sumber)